Selasa, 12 Februari 2013

Lembar Persembahan SKRIPSI 2013 not 2012

Rencananya sih menyelesaikan di 2012, namun tuham berkata lain. Skripsiku tertanda pada tahun 2013. Tapi aku tetap dan harus bersyukur. Yakin ini adalah jalan keputusan terbaik dari tuhan.

Lembar persembahan yang aku buat awalnya dua halaman, berhubung malu, akhirnya aku persingkat menjadi satu halaman. Gak afdol rasanya kalo sang kabut hijau ini gak bikin lembar persembahan.hhehe...pastinya dengan kata2 yang kadang tak lazim.haha
Niy dy lembar persembahan buatanku...tanpa menjiplak, mencontoj atau bahkan mengutip dari sumber lain. Ini full dapet aku sendiri.hehe...

My SKRIPSI




Alhamdulillah...Tanggal 29 januari 2013 sidang skripsi yang dinanti dan ditakutkan, akhirnya dapat aku lewai Setelah rangkaian penelitian yang menghabiskan waktu lumayan lama, dari mei 2012 yang nyaris membuatku menyerah. Kesulitan dalam penyusunan dan pembahasan bab 4 n 5, pembuatan sampel yang cukup melelahkan, rasa malas tentu saja sering menghuni diri. Apalagi kalo sudah merasa mentok gak bisa mikir. Tapi akhirnya semua itu terlewati. Gak kerasa. Perasaan baru kemarin ospek, tapi sekarang sudah sidamg aja.

Nangis...
Aku filir, drama yudisium yang sudah menjadi tradisi sidang kaka2 tingkat itu gak akan aku alami, karena pada saat temanku sidang seminggu sebelum aku, dia tidak mendapatkan drama itu. Begitupun dengan teman2ku yang lain. Hufttt... entah kenapa, giliran aku, drama itu ada lagi. Aku sidang menghabiskan waktu 2 jam. Yudisium satu jam. Saat yudisium itulah aku menangis. Ahhh... bagaimana tidak, aku dinyatakan tidak lulus dan IPK aku 3,17. Padahal yang aku tau 3,71. Mereka menakutiku dengan keputusan seperti itu. Bahkan para penguji itu bilang sanggup membiayai penelitian aku yang harus diulang. Ahhh...aku makin nangis ketika mereka bilang akan menelfon orangtuaku tentang ketidaklulusanku itu. Hmmm... setelah setengah jam mungkin lebih, akhirnya aku dinyatakan lulus dengan nilai skripsi A dan ipk 3,72...(padahal menurut itunganku 3,73).

Namun sayangnya.. aturam dari pihak jurusan yamg baru mengakibatkan tanggal lulusku februari tanggal 12 tahun 2013. Yaaa... itu karena, tanggal lulus sekarang bukan tanggal sidang.

Hmmm...terserah deh tanggal lulusnya mau dilihat dari sidang atau tanggal penyerahan hardcover, yang penting aku sudah selesai hardcover.

Hhehe...
Nyampe rumah, mama n papa langsung menagih skripsi.
Seneng dan bersyukur banget lihat papa mama seneng baca skripsiku. Papa bahkan sampai nangis terharu. Mereka juga bilang, puisi dilembar pengesahanku bagus dan kreatif.hhehe
Papa siy waktu denger aku lulus sidang juga nangis. Mama malah antar jemput aku waktu sidang.hehe

Jumat, 21 Desember 2012

Sekeping Harap yang Tersisa

Perlahan waktu menutup senja..
Sepotong . . Lalu utuh. .
Pergantian waktu tiba seperti biasa.
Namun malam ini berbeda.
Ada ia. .
Bulan, diantara kita.

Bulan malam ini kamu namakan apa?
Sabit dengan lengkung dan cahayanya..?
Ya. . Itu bagimu.
Tapi bagiku,
bulan malam ini adalah bulan separuh dengan cahaya yang semu. .

Ada kerlip cahaya-cahaya kecil diatas ilalang yang sedari tadi menyaksikan kita.
Kamu namakan apa ?
Bintang kecil yang turun ke bumi tuk hiasi malam kita ?
Ahhh. . Itu bagimu. .
Tapi bagiku,,
itu percikan api dari ilalang yang sedang terbakar.

Saat aku pandangi langit, kamu pandangi bulan.
Dan ketika kamu tatap mataku dengan sayup. .
Aku tatap matamu dengan sendu.

Beri tahu aku, di waktu yang mana kita dapat bersama menunjuk satu bintang?
Kamu tersenyum ,
dan aku terdiam. .
Meretas sekeping harap yang tersisa. . .

Aku, kamu dan sahabatku

Kita duduk di ujung senja yang sama.
Kita berjalan dibawah langit yang sama.
Kita bahkan berlari di ladang yang sama.
Namun kisah kita terjarak oleh waktu yang tak pernah memertemukan kita dalam pandangan dan rasa yang sama.

Coba kamu buka kembali album hidupmu beberapa tahun yang lalu.
Bukankah ada aku disana saat kita awal jumpa dengan rasa yang kumiliki?
Coba kamu lihat album hidupku saat ini.
Bukankah masih sama ?

Kita pernah mengisi cerita dalam hari lalu..
Aku pernah berharap menjadi sandaran ketika kamu terbasuh peluh..
Pendengar ketika kamu jenuh..
Penyejuk saat kamu mulai angkuh..
Bukan !
Bukan memilikimu. .
Bukan mendampingimu. .
Itu hal yang terlalu absurd bagiku.
Aku terlalu sangat sadar,aku ini siapa..

Waktu yang telah kita lewati adalah sama.
Apa kamu tak percaya?
Boleh aku pinjam jemarimu?
Ahhh. . Jemarimu saja tak cukup untuk menghitung waktu kita. .

Kamu berjalan dari kutub utara ke kutub selatan. .
Berlayar dari samudera hindia ke samudera antartika..
Tapi aku masih disini, dalam pijakan yang sama.
Dengan harap yang tak pernah kuubah.
Dan rasanya kamu tau itu. .

Embun pagi saja mungkin telah mengering, mendengarkan cerita yang selalu sama .
Alamandapun sudah tak lagi berbunga.
Melati juga tak lagi menebar wanginya.

Aku tetap sama.
Menunggumu di suatu pagi.
Aku yakin tuhan tak pernah tidur.

Hari ini. .
Entah Desember keberapa untuk kita.
Tuhan menjawab do'a dan harapanku. .

Kamu menjelma seperti yang aku mau.
Tak ada angin, tak ada hujan. .
Kamu datang!
Apa kamu pernah bayangkan,bagaimana perasaanku saat itu?
Dan sampai pada ceritamu tentang keinginan itu, aku masih dapat tersenyum lebar.
Aku bahagia!
Tak ada sedikitpun terselip rasa sakit.
Yang aku tau saat itu, aku bahagia ketika kamu bahagia.

Tapi kenapa harus dia?
Malam kini menyadarkan aku. .
Ada sedikit perasaan yang akupun tak tau harus menamakannya apa.
Aku rela.
Aku mau.
Aku bahagia.
Tapi entahlah. . .
Aku tak ingin menamakan sedikit rasa ini "sakit" . .
Kamu. .
Yang slalu dihati, yang slalu kutunggu dan yang slalu kurindu. .
Dia. .
Yang slalu berbagi tawa canda di setiap hariku. .

Ini mungkin isyarat. .
Tuhan menghadirkanmu untukku dalam bingkisan yang berbeda. .
Harapanku ingin menjadi teman ceritamu, telah tuhan berikan. .
Meski aku miliki seribu tanya. .kenapa harus dia?

Mungkin ini cara tuhan mendekatkan aku denganmu. .
Mungkin ini jawaban tuhan, kita tak mungkin bersatu dalam hal yang pernah ku anggap absurd. .
Tuhan telah sangat baik. .
Mungkin kita bisa bersama di jalan yang ini, .
Kamu jangan pergi,lagi. .
Kamu tak perlu takut aku inginkan yang lain darimu.
Seperti ini saja, aku sangat bersyukur.
Tolong jangan berubah, lagi.
Kita mulai lagi hari dengan lembaran yang pernah aku tawarkan sebelumnya.

Aku menerimanya. .
Kamu juga kan?

Aku, kamu, dan dia . .

Jumat, 23 November 2012

Mentari

Pagi ini embun menghilang lebih awal..
Daun-daun segera mengering sesaat setelah itu. .
Udarapun tak sedingin biasa,kini hangat yang terasa.
Mungkin hal yang tak layak jika aku bertanya "kenapa seperti ini?"
Namun aku tak ingin memercayai jawaban hatiku. .
Aku coba bertanya pada tangkai mawar yang tak lagi terkulai. .
"mentari" . . Begitu jawabnya. .

Aku melangkah lagi, bertanya pada ilalang yang meluas. .
"mentari". . Jawaban yang sama. .

Lagi aku mencari jawaban pada bunga krisan yang tak lagi layu. .
"mentari" belum aku sentuh, jawaban yang sama lagi tlah aku dapat. .

Mentari?
Hangat atau justru panas?

Mentari. .
Menjadi terumo pembangkit endogen
yang biasanya fluktuatif dan kini linear. .
Meminimalkan siku menjadi sembilan puluh derajat. .
Menyublimkan asam pahit aroma sisa misteri lalu. .
Mematikan simpul
bebas yang sempat terikat alzheimer..

Mentari . .
Benarkah kamu mentari itu?
Ataukah yang lain?
Lalu siapa? ? ?


*Wednesday, 21 November 2012 at 12:32 *

Kotak Ketenangan

Terendap malam yang menyapu sunyi..
Gemercik rintik hujan perlahan turun..
Menengahi perseteruan angin dan debu..
Membuka kembali kotak ketenangan dalam raga,.

Hujan malam ini..
Memilih hadirkan risau bukan yang semestinya..
Tiga ruang dalam kotak ketenangan itu kini tlah terbuka..
Entah mana yang akan lekas tertutup kembali atau akan hilang..
Satu kotak diantaranya adalah milikmu..
Akankah kamu mengambilnya?menutupnya?atau menghancurkanx?
Apapun itu. .
Lakukanlah..
Aku anggap takdir bila itu semua terjadi. .
Karena kehadiranmu mungkin bagian jawaban dari do'aku..

Kotak ketenangan..
Waktu yang tak sedikit untuk membuatnya tertutup..
Dan dengan waktu yang tak lama terbuka..

Tak berarah..
Seperti itulah uluran tanganmu pada kotak ketenanganku..

Jangan sentuh yang bukan milikmu!
Fatal akan menjadi jawaban jika itu terjadi. .
Perlahanlah. .
Fikirkan dan rasakan. .
Lihatlah!
Aku telah membuat jalur disetiap arah kotak ketenanganku. .tetaplah dijalur menuju kotakmu!
Jangan kamu menuju ke kotak lain. .
Pahamilah setiap apa yang menjadi isyarat jika tak ingin semua menjadi abu seketika...

* Saturday, 17 November 2012 at 20:56*

A L K I N D I

Angin tak jua sentuh gersang jiwa ini..
Aku tetap terpasung dalam titik merah termometer hati..
Alam penawar dahaga masih penuh sesak dengan peronta dua jiwa..
Alibinya merajai dunia tanpa empati..

Lemparan senyum kecut kupantulkan pada dunia..
Lembayung sore saja tak mampu mengubah senyumku..
Lirih malam tak lagi hanya diam menempatkan aku dalam bisu..
Lorong waktunya telah menggetarkan bibirku tuk berucap meski hanya mengeja..
Lekang waktupun akhirnya mampu menggeserkan titik merah goresan peronta dua jiwa. .

Ketakutan tetap ada, mungkin tak kan pernah kosong..
Kala sedikit saja waktu lengah tak terisilah ketakutan meningkatkan titik merah termometer hati..

Inikah yang pernah aku dengar tentang hati yang mati?

Namun ketakutanku tak lantas mampu menahan getaran elektrik yang kuterima..

Dengan perlahan aku mencoba menerjemahkan setiap getaran yang kueja..

Indah ataupun pahit akhirnya, entahlah. . .

*Saturday, 17 November 2012 at 16:30*