Jumat, 23 November 2012

A L K I N D I

Angin tak jua sentuh gersang jiwa ini..
Aku tetap terpasung dalam titik merah termometer hati..
Alam penawar dahaga masih penuh sesak dengan peronta dua jiwa..
Alibinya merajai dunia tanpa empati..

Lemparan senyum kecut kupantulkan pada dunia..
Lembayung sore saja tak mampu mengubah senyumku..
Lirih malam tak lagi hanya diam menempatkan aku dalam bisu..
Lorong waktunya telah menggetarkan bibirku tuk berucap meski hanya mengeja..
Lekang waktupun akhirnya mampu menggeserkan titik merah goresan peronta dua jiwa. .

Ketakutan tetap ada, mungkin tak kan pernah kosong..
Kala sedikit saja waktu lengah tak terisilah ketakutan meningkatkan titik merah termometer hati..

Inikah yang pernah aku dengar tentang hati yang mati?

Namun ketakutanku tak lantas mampu menahan getaran elektrik yang kuterima..

Dengan perlahan aku mencoba menerjemahkan setiap getaran yang kueja..

Indah ataupun pahit akhirnya, entahlah. . .

*Saturday, 17 November 2012 at 16:30*

Tidak ada komentar: