Jumat, 23 November 2012

Mentari

Pagi ini embun menghilang lebih awal..
Daun-daun segera mengering sesaat setelah itu. .
Udarapun tak sedingin biasa,kini hangat yang terasa.
Mungkin hal yang tak layak jika aku bertanya "kenapa seperti ini?"
Namun aku tak ingin memercayai jawaban hatiku. .
Aku coba bertanya pada tangkai mawar yang tak lagi terkulai. .
"mentari" . . Begitu jawabnya. .

Aku melangkah lagi, bertanya pada ilalang yang meluas. .
"mentari". . Jawaban yang sama. .

Lagi aku mencari jawaban pada bunga krisan yang tak lagi layu. .
"mentari" belum aku sentuh, jawaban yang sama lagi tlah aku dapat. .

Mentari?
Hangat atau justru panas?

Mentari. .
Menjadi terumo pembangkit endogen
yang biasanya fluktuatif dan kini linear. .
Meminimalkan siku menjadi sembilan puluh derajat. .
Menyublimkan asam pahit aroma sisa misteri lalu. .
Mematikan simpul
bebas yang sempat terikat alzheimer..

Mentari . .
Benarkah kamu mentari itu?
Ataukah yang lain?
Lalu siapa? ? ?


*Wednesday, 21 November 2012 at 12:32 *

Kotak Ketenangan

Terendap malam yang menyapu sunyi..
Gemercik rintik hujan perlahan turun..
Menengahi perseteruan angin dan debu..
Membuka kembali kotak ketenangan dalam raga,.

Hujan malam ini..
Memilih hadirkan risau bukan yang semestinya..
Tiga ruang dalam kotak ketenangan itu kini tlah terbuka..
Entah mana yang akan lekas tertutup kembali atau akan hilang..
Satu kotak diantaranya adalah milikmu..
Akankah kamu mengambilnya?menutupnya?atau menghancurkanx?
Apapun itu. .
Lakukanlah..
Aku anggap takdir bila itu semua terjadi. .
Karena kehadiranmu mungkin bagian jawaban dari do'aku..

Kotak ketenangan..
Waktu yang tak sedikit untuk membuatnya tertutup..
Dan dengan waktu yang tak lama terbuka..

Tak berarah..
Seperti itulah uluran tanganmu pada kotak ketenanganku..

Jangan sentuh yang bukan milikmu!
Fatal akan menjadi jawaban jika itu terjadi. .
Perlahanlah. .
Fikirkan dan rasakan. .
Lihatlah!
Aku telah membuat jalur disetiap arah kotak ketenanganku. .tetaplah dijalur menuju kotakmu!
Jangan kamu menuju ke kotak lain. .
Pahamilah setiap apa yang menjadi isyarat jika tak ingin semua menjadi abu seketika...

* Saturday, 17 November 2012 at 20:56*

A L K I N D I

Angin tak jua sentuh gersang jiwa ini..
Aku tetap terpasung dalam titik merah termometer hati..
Alam penawar dahaga masih penuh sesak dengan peronta dua jiwa..
Alibinya merajai dunia tanpa empati..

Lemparan senyum kecut kupantulkan pada dunia..
Lembayung sore saja tak mampu mengubah senyumku..
Lirih malam tak lagi hanya diam menempatkan aku dalam bisu..
Lorong waktunya telah menggetarkan bibirku tuk berucap meski hanya mengeja..
Lekang waktupun akhirnya mampu menggeserkan titik merah goresan peronta dua jiwa. .

Ketakutan tetap ada, mungkin tak kan pernah kosong..
Kala sedikit saja waktu lengah tak terisilah ketakutan meningkatkan titik merah termometer hati..

Inikah yang pernah aku dengar tentang hati yang mati?

Namun ketakutanku tak lantas mampu menahan getaran elektrik yang kuterima..

Dengan perlahan aku mencoba menerjemahkan setiap getaran yang kueja..

Indah ataupun pahit akhirnya, entahlah. . .

*Saturday, 17 November 2012 at 16:30*

September pun Berlalu

кǔ pernah bermimpi..
кǔ bahkan berencana..

Kubuka lembaran putih bersih..
Kupapah pena dari titik ke titik..
Dan sketsa abu-abu pun tercipta...
Warna-warna ceria tlah menunggu tuk sempurnakn sketsa..
"Cantik, indah, menawan, mengesankan.."
Sederet kata Yªήğ menari-nari dalam benak..

Perlahan кǔ mulai menarik garis merah...
Kuning..
Violet..
Turqoise..
Tosca..
Merah muda..
Indah bukan? cerah ceria...
Tinggal orange, hijau muda, biru muda, coklat muda, merah,biru dan kuning...
"Byarrrssss"
Tinta hitam cair mewarnai sketsaku..
Sebagian warna tlah menjadi hitam..
Bahkan sisa pena warna lain pun menjadi hitam...
Tinggalah saja tiga pena warna merah,biru dan kuning..
кǔ cobba mengelus dada..
Mengeluh?tidak !
кǔ bersykur, tiga Yªήğ tersisa itu кǔ fikir dapat mewarnai sketsa Yªήğ tak kalah cantik..
Tapi...
September tlah berlalu...
September tak bertahan lama..
September tak lagi ada..
September tlah berakhir..
Tanpa sketsa..
Tanpa gambar..
Tanpa warna..
Dan tanpa ceria...


*Thursday, 27 September 2012 at 08:48 *

Akhir Cerita KKP with 3 bocah

Tadi malam terakhir d bogor, bukan puas2im ngobrol2 atau apa tapi malah nonton 3 bocah main futsal, dibikin nunggu pula.heu. .

its ok,pertama dan mungkin itu yg terakhir. Sempat ada beberapa tingkah kalian yang bikin nyesss,tapi tawa dan kebaikan kalian mengalihkn itu smua.
Apalagi udah mau jadi ojek buat aku.hehe. .
Aku ga pernah nyesel sedikitpun kenal n bisa deket m kalian.

Rasa sesal justru kepada waktu, yang tidak memihak pada kita...
Aku pasti akan kangen m kebersamaan qta. Kangen banget.
Kehadiran kalian tlah merubah segalanya.Dari mulai kegalauan tentangg bu peri bahkan sampai kegalauan tentang alien. Sejak kalian hadir,kegalauan itu berkurangg.
Kalian hebat y? bukan itu saja,pernah ada beberapa tetes airmata karena sikap kalian yang nyentil perasaan,tapi semalem tuhan memberikan kesempatan bersama dan hapus airmata it.
Meski yang tersisa airmata kesedihan atas perpisahan kita.
Waktu yang kita habiskan bersama telah mengukir cerita yangg akan tersimpan rapi dalam hati dan ingatan aku.
Meski hanya 3 minggu saja mengenal kalian,tapi itu sudah cukup banyak cerita yang akan membuat hati merindu.
Terimakasih banyak untuk kalian amal,vman n vq.
Aku syaaaaaank m klian..moga aku tetap ada dalam ingtan kalian. .


*Sunday, 4 March 2012 at 08:59*

Jamahi hatiku

Seulas senyum kudapati saat tatap itu menangkapku
Kini degup jantung tak miliki irama pasti

Setiap nada yang mengalun makin merancu
Mematikan senandung rindu..

Jamahi saja hatiku jika mampu !
Sekeras apa ketukan itu
Seindah apa melodi itu
Hati akan tetap sendu..

Sepahit apapun yang ku kecap
Lidahku tetap tak mampu berujar..

Meski hati bagai senar yang nyaris putus..
Akan coba tetap kucipta nada
Hingga waktu yang menemukannya dalam titik peraduan pasti

Lukisanku

Melukis pelangi diatas kanvas hitam
Sapuan tipis warnanya tandakan kuas tak berambut lebat
Biru yang diharap,menampakan kelabu
Namun sapuan itu tetap tertuntun rapih..
Mengikuti alur yang menentang sukma
Hingga nalar tak mampu isyaratkan

Kanvas hitam merajuk..
Seumpama bintang enggan pendarkan cahayanya
Sapuan itu..
Tak diam..
Terus melukis pelangi
Meski bagai rentetan kalimat ambigu
Ada nalar lain jamahi isyarat
Akan hanya waktu yang mampu mengubah kelabu menjadi biru..

Titipan Aku

Diam...
Terpojok disudut kamar
Tak ku melebur dalam tawa mereka
Ada rasa yang tak biasa menghuni relung hati

Saat kini tak kudapati lagi senyum dan tawa
yang kamu buat dalam sekejap...

Kini aku merindu..
Namun tak mampu aku menjamahmu

Aku titipkan rinduku
pada hujan yang turun malam ini
agar tak lagi sesak aku menahannya..

Aku titipkan rasaku
pada gelegar raja langit
berharap kamu mendengarx..

Aku titipkan kamu
pada Tuhan..
semoga kamu baik-baik saja ..

Tak Lagi

Tak lagi hanya gemercik yang basahi tempat memijak..
Namun kini deras..

Tak lagi hanya sepoi angin yang menyejukkan..
Tapi kini badai..

Tak lagi hanya kelabu yang mewarnai..
Tapi kini hitam..

Tak lagi hanya mengalir..
Tapi kini beriak..

Tak lagi hanya retak..
Tapi kini telah PECAH.. !

Jera

Rasa ini bukan sekali..
melainkan yang kesekian kali..
jera??? Sempat hampiri benakku..
Namun pergi begitu saja ketika hati bicara..

Tak sekali aku bersandar dengan deru nafas membuncah..
Tak sekali aku menunduk dengan gemercik yang tak dapat kuredam..
Tak sekali aku tengadah dengan hati sembunyi..
Dan tak sekali aku terlelap dengan bayangan jera.....

Terkadang ingin aku hentikan saja waktu ketika hati dapat tersenyum..
Aku hentikan langkah kaki ketika kutemui jalan yang membawaku pergi jauh dari rasa ini..
Namun kebodohan itu slalu menuntunku untuk melangkah.....

Jera..
Sejenak menelusup kekacauan..
Aku mau jera..
Jika rasa itu lagi yang kan kudapatkan..
Jera..
Menumbuhkan rasa takut semakin menjadi..
Takut.. Dan akhirnya lelah.....
Berharap hanya sampai disini rasa itu..
Jika cinta itu ada,, aku mau rasanya tak begini..
Atau memang tak pernah ada..
Nyatanya aku tau itu ada..
Karena aku rasa..
Aku rasa ada..
Karena aku pernah dan masih bertahan..