Kamis, 27 Oktober 2011

In The Name Of OSPEK

by Añgle Ouf Borñeö on Friday, 16 September 2011 at 23:12


OSPEK?
wew.... satu kata itu memiliki berjuta makna dalam hidup saya.
sebagai mahasiswi baru waktu itu, saya memiliki rasa bahagia sekaligus takut.
Bahagia..karena saya sudah menduduki bangku kuliah, yang artinya saya sudah sedikit beranjak dewasa, dengan harapan akan mendapatkan kartu SIM.
*Kalo pengendara motor mungkin begitu
Rasa takut...muncul ketika saya berfikiran senioritas seperti yang pernah saya lihat di
tv2..haha maybe itu efek sari saya terlalu banyak nonton serial drama.
Akhirnya ketika saya jalani... OSPEK sebagian besar membuat saya bahagia.
bagaimana tidak?? saya menemukan orang yang mencintai saya apa adanya adalah berawal dari OSPEK.
You know?
akhiirnya dia menjadi pacar saya.
pacar pertama saya.
haha... seumur2..baru kali itu saya ngeberaniin untuk belajar menerima seseorang disamping saya yang kata orang2 bilang "pacaran".
Rasanya kebahagiaan saya semakin lengkap dengan adanya dia.
Namun...
Dua tahun empat bulan saja saya bertahan.
Ketika itu OSPEK adik tingkat saya.
Tak pernah menyangka sebelumnya jika OSPEK kali ini tak sama rasanya seperti saya bilang adalah awal kebahagiaan saya.
Tapi akhir....
ya.... akhir yang memilukan...
kata bahagia yang pernah digoreskan dalam momen OSPEK itu hancur seketika karena OSPEK x ini..karena dia telah kembali merasakan bahagianya momen OSPEK namun bukan dengan saya melainkan dengan mahasiswi yang kami OSPEK.
Kenapa semudah itu?
Apa yang sudah saya pertahankan akhirnya luluh lantah.
menangis?
menjerit?
marah?
benci?
rindu?
tak hanya sekali saya rasakan itu.... bahkan sampai detik ini saya menulis..saya masih merasakan itu semua.
Jika waktu bertanya kapan tepatnya semua itu berakhir?
saya tak pernah bisa menjawab..karena saya tak pernah tau..yang saya sadari..semua petaka itu berawal dari OSPEK.


Tadi sore...
saya melihat kesibukan2 para panitia OSPEK..
Astagfirullah...
Subhanallah banget..
ternyata sekarang sudah OSPEK LAGI?
itu artinya tepat setahun dari memory kejam yang membekas dalam hidup saya?

Saya akui saya harusnya tidak begini..
mengurungkan niat tuk mengikuti kegiatan itu yang sudah seharusnya saya jalani sebagai pengurus.
Tidak profesional.
Mungkin itu yang mereka fikirkan tentang saya.
tapi saya punya hak untuk tidak membuat hati saya terjerumus dalam kesakitan itu lagi.
karena saya rasa...setelah beberapa hari kemarin yang saya lakukan,, saya sudah mulai sedikit merasa meluntur rasa sakitnya.
Tapi ketika tiba-tiba saya mendengar dan harus mengikuti "OSPEK"...rasanya semua memory pahit itu kembali saya ingat dan terasa nyata.
mungkin jika tidak ada dia dan dianya dia,, saya merasa fine..
Tapi feeling saya mengatakan dia ada untuk menemani dianya dia..meski dia bukan pengurus.
dan ternyata feeling saya benar.
Saya sangat bersyukur telah mengikuti kata hati saya untuk tidak mengikuti itu.
Dan ALlah telah mengizinkan saya tuk mengikuti kata hati...
meski disinipun masih terasa..bayngan2 itu nampak jelas..setidaknya tak sesakit bila benar2 melihat...

Tidak ada komentar: