Selasa, 13 Desember 2011

kabut hijau 47

kala itu..
berdiri bukan hal yang mudah bagiku
tersenyumpun terasa sulit
bahkan disetiap saat mataku terpejam dengan deru nafas yang kian sesak, aku selalu berharap itu yang terakhir dan terpejam selamanya tanpa kesesakan dalam setiap hela nafasku..
dalam canda tawa, selalu terselip bayangan-bayangan dan smua luka..
hanya airmata..dan airmata yang menjadi penawar luka setiap hariku..
dalam diam, selalu menjadikan aku merindu dan merindu, meski luka tak pernah sedikitpun terobati..

namun..
semua pergi begitu saja..
ketika Tuhan kirimkan dewa penolong untukku
hariku tak menjadi sepi
waktuku tak lagi penuh dengan bayangan2 dan luka2 itu..
senyum, tawa, menjadi warna baru dalam hari2ku..
tak ada lagi senyum kepalsuan, agar terlihat kuat..
meski tak sedikit aku tau ..
dewa penolongku memiliki beribu kebohongan..
aku tau itu..
tapi itu tak menjadikanku sakit, atau terluka..
karena yang aku tau saat itu, hanya dia satu2nya yang menarik tanganku membawa aku pergi dari masa lalu..
aku bahagia..
berharap tak ada satu orangpun yang mengalihkan dia dari kehidupanku..

kini..
dalam keterasingan hati
aku coba mengerti dan selalu mengerti
kala semua itu hanya sementara..
meski tak mampu bertahan dalam keadaan ini..
kini aku sampai di ujung lelah ..
ketika aku rasakan lagi jatuh dan terinjak..
tak pantaskah aku bahagia?
baru sejenak saja aku merasakan indahnya lepaskan masa lalu..
kini aku kembali..
seperti yang terjadi selama setahun terakhir

Tidak ada komentar: