by Añgle Ouf Borñeö on Friday, 25 February 2011 at 23:47
Tak ada denting waktu kudengar. .
Hanya semilir angin malam yang menggelisir dahi yang mengerut. .
Mengerut. .
Berdebar. .
Tak tenang. .
Bergejolak . . Gemuruh dalam dada. .
Langit dan bumi beradu arah. .
Tak capai pada titik peraduan. .
Semua menentang licik. .
Satu per satu aroma busuk menusuk indera. .
Mencoba jamahi logika. .
Tuk enyahkan perasaan percaya. .
Percaya?
Lenyap dan tak tau arah. .
Lalu kembali dalam bingkisan pengkhianatan tuk hancurkan kelemahanku dalam keheningan. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar