Rabu, 16 Maret 2011

Sebuah kisah tentang cahaya 4

by Añgle Ouf Borñeö on Wednesday, 02 December 2009 at 16:33


Tapi. . .setelah melewati hitungan minggu. Terungkap lagi sesuatu dari sosok air. Ternyata ia masih menjalin kedekatan dengan angin. Bahkan semakin dekat, hingga cahaya terabaikan dan slalu d nomersekiankan. Cahaya lagi dan lagi melewati malam malamx dengan derai air mata. Tanpa air tau,bahwa cahaya sudah tau semua yang air sembunyikan darinya. Cahaya makin meredup. Air makin beriak. Semakin hari, semakin banyak terungkap, noda-noda di air itu makin banyak menampak, terutama noda-noda yang timbul akibat hembusan angin kencang yang mendaratkan noda diatas permukaan air itu. Satu yang sangat memukul cahaya,yaitu ketika ternyata air mengaku terhadap mereka,bahwa air dan cahaya tak pernah kembali memadu kasih. Tapi air slalu menampakan kejernihanx d depan cahaya. Seketika itu cahaya padam. Cahaya enggan menyentuh air. . . Saat itu akhirx cahaya memberikan pilihan pada air. Cahaya lakukan itu karena ia tidak mau, berjalan tanpa kepastian. Dan akhirx air memilih untuk cahaya dan air tak saling tau untuk sementara,tapi air bilang "aku tak akan pernah bisa tanpa kamu,aku enggan menerima sikapmu seperti tempo hari yang seakan tak pernah mengenalku,aku ingin kita seperti 4 bulan sebelum ini,aku ingin kembali seperti kita dulu,namun untuk sementara,baiklah kita introp dulu".

Cahaya mexetujui perxataan air. Karena cahaya pun sangat butuh waktu untuk melupakan beribu pengkhianatan air terhadapx. Cahaya perlu waktu untuk berdiri terang kembali sepeninggal ulah air yang membuatx padam..
· · Share ·

Tidak ada komentar: