Kamis, 17 Maret 2011

by Añgle Ouf Borñeö on Thursday, 30 December 2010 at 20:03

Diam. .
Berbaring tuk rebahkan lelah..

Dahaga. .
Aq biarkan tanpa setetespun masuk alur nadi. .

Mencoba mengeja cerita beberapa jam lalu. .
Tawa kemenangan itu cukup sangat jelas menusuk inderaku. .
Tingkah yang tak biasa mampu membuatku kembali rapuh. .
Tak bersisa sedikitpun kekuatanku. .
Kerapuhanku. .
Semakin gelegarkan tawa dia dan mereka!
Aku tak peduli sedikitpun itu. .

Bukan aku tak mampu bangkit dan melawan. .
Tapi kerapuhanku mengalahkan segalax. .

Kembali aku tertunduk dari sorot mata bagai elang itu. .
Ya!
Elang. .
Yang siap menghancurkan nadiku. .
Mencabik hatiku. .
Lagi dan mungkin selalu. .

Entah kapan. .
Sampai kapan. .
Rintihan kerapuhanku makin menjadi. .
Kemarin?
Aku sempat tak begini. .
Tapi semua berubah. .
Kerabat elang itu. .
Sepertinya mengngnkn nyawaku. .

Diam. .
Lagi ku terdiam. .
Aku ingin pergi. .
Rasax sangat tak sanggup kuhadapi ini. .

Tak ada tempatku mengadu. .
Tak ada tempatku bersandar. .
Merekapun pasti jengah dengan kisahku yang tak pernah berujung. .
Ini bukan mauku. .
Mungkin ini takdirku. .

Tidak ada komentar: