Rabu, 16 Maret 2011

Sebuah kisah tentang cahaya 5

by Añgle Ouf Borñeö on Wednesday, 30 December 2009 at 06:47


Hanya selang dua hari saja dari pernyataan itu. Air dan cahaya kembali menuai canda tawa. Bahkan kini air memberi perhatian tak seperti biasax terhadap cahaya. Airpun bertandang ke kediaman cahaya. Saat itu paras semu terpancar dari air. Sehari setelah itu, air dan cahaya berikut sahabat mereka pergi k suatu tempat.
Hari itu, bagai dunia hanya milik mereka berdua.
Binar kasih sayang seolah terpancar dari kejernihan air.
Para sahabat melempar senyum terindah untuk mereka.

Namun. . .
Hanya selang beberapa hari saja.
Cahaya mendapat kabar dari angin tentang semua percakapan air dengan angin.
Sebelumnya, angin menawarkan bahkan membujuk cahaya,agar cahaya mau bekerjasama dengannya untuk menghancurkan air.
Awalnya cahaya enggan. Karena cahaya takut, justru dengan melihat air hancur, cahaya akan semakin sayang.
Tapi, janji manis angin mampu merobohkan benteng ketulusan cinta cahaya.
Terungkaplah sudah.
Apa yang kini terjadi.

Air tak pernah menghubungi cahaya,kecuali saat dia benar2 butuh.
Selebihnya ia curahkan hari2 dan kasih sayangx hax untuk angin.
Tentu saja cahaya tak bisa menerima itu begitu mudahnya.
Terlebih kini angin mengkhianati perjanjian itu.
Air dan angin,semakin hari semakin menyudutkan cahaya.

Dimata air. Cahaya slalu salah. Air berkali2 menyalahkan cahaya, berkali2 ia peringatkan agar cahaya tak menyalahkan angin.

Sungguh benar-benar sangat sakit,cahaya mendapat perlakuan seperti.
Semua janji manis mereka berdua terhadap cahaya hilanglah sudah.

Cahaya redup.
Tak lagi mampu menampakkan keindahan kilaunya.

Kini cahaya hanya bisa diam menerima perlakuan kejam mereka.
Mereka benar2 memadu kasih.
Semua yang cahaya duga dari dulu,kini terbukti sudah.

Tak ada lagi kata yang cahaya ungkapkan kepada air.
Beku! ! ! ! !
· · Share · Delete

Tidak ada komentar: